Thursday, December 26, 2013

Mendengarkan Celotehan Bapak -.-

Mungkin sudah tidak terhitung berapa kali saya dan bapak selalu berbeda pandangan tentang suatu permasalahan. Hari ini misalnya, dan topiknya memang sedikit sensitif, yakni status istimewa daerah istimewa Yogyakarta. Ketika duduk di depan tv mendengarkan siaran berita siang, bapak secara spontan bercerita tentang kekecewaannya ketika mengunjungi kawasan wisata keraton Yogyakarta. Bapak bilang, "Di keraton Yogyakarta itu tidak ada apa-apanya, pantes tiket masuknya cuma Rp. 3.000,00. Tidak ada aktivitas apa-apa disana, terus kenapa harus di beri status daerah istimewa?" Weitss.. sabar, saya jelaskan dulu ya maksud kalimat di atas tadi. Jadi menurut hemat bapak, Yogyakarta itu kan sudah diberi status istimewa untuk mengurus daerahnya sendiri. Ya, salah satunya adalah sistem monarki dimana Sultan sebagai raja sekaligus gubernur. Nah kepengennya bapak itu, kalau raja dan keraton ada, kenapa aktivitas kerajaan itu sepi dan cuma sebagai simbolis saja? masih inget pas kemaren Sultan ngunduh mantu? nah bapak ngerasanya media terlalu melebih-lebihkan acara itu. Padahal kenyataannya aktivitas sehari-hari di kerajaan adalah NIHIL. Jadi bapak berasumsi kalau Cirebon pun juga pantas untuk diberi status istimewa, karena kehidupan kerajaannya lebih terasa real. Hahaha.. Oke, sekian dulu penjelasannya. *geleng2 kepala* -__-

Tapi menurut saya pemikiran tadi memang ada sedikit benarnya, tapi juga salah kaprah kalau kita kaitkan dengan sejarah. Yogyakarta punya sejarah panjang dalam proses perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Nah untuk yang belum tahu dan pengen mengerti lebih dalam tentang alasan dibalik status Yogyakarta sebagai daerah istimewa, edisi lengkapnya bisa baca link di bawah ini yah! ^^
http://keistimewaanyogyakarta.wordpress.com/
Nah saya gak mau komentar kalau masalah kenapa kondisi kerajaan'nya sepi, tapi mau ngebahas satu hal yakni sistem monarki di Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta itu sudah mempunyai ikatan batin dengan sistem pemerintahan dimana Sultan dan keturunannya sebagai pemimpinnya. Jadi ya sudah lah ya, jangan usil mencampuri urusan yang bisa saya bilang sangat sensitif itu. Nyatanya Yogyakarta dari dulu sampai sekarang  tidak pernah ada masalah dengan sistem monarki. Toh, sistem demokrasi yang begitu diagung-agungkan oleh Amerika malah banyak menuai kebobrokan. So, be more wise guys !!! -END-

No comments:

Post a Comment